Pages

Jumat, 17 Oktober 2014

Feature Tokoh



(AHOK)
SANG KOBOI, PENGUBAH WAJAH JAKARTA

Profil

Nama               : Basuki Tjahaja Purnama
Lahir                : 29 Juni 1966 (umur 48), Bendera Indonesia Manggar, Belitung Timur
Kebangsaan     : Indonesia
istri                   : Veronica Tan, S.T.
Anak                : Nicholas (1998)
                          Nathania (2001)
                          Daud Albeenner (2006)
Almamater        : Universitas Trisakti
Agama             :  Kristen Protestan

            Basuki tjahaja purnama (AHOK) salah satu pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan khas ala koboi, sebelumnya Ahok menjabat sebagai bupati Belitung Timur, pada pemilihan gubernur DKI Jakarta ahok mencalonkan diri sebagai wakil gubernur bersama dengan Joko Widodo. Dengan gaya khas yang tegas, dan berani menjadi salah satu ciri khasnya.

            Beberapa gebrakan yang dilakukan Ahok terbukti mengubah wajah birokrasi Jakarta, menjadi lebih baik,dengan pelayanan yang cepat dan transparan. Diantaranya Pemangkasan dan Transparansi Anggaran Pemprov DKI Jakarta Saat baru menjabat, Ahok dikejutkan dengan anggaran pembuatan pidato yang sangat fantastis. Ahok langsung memerintahkan untuk mengurangi anggaran tersebut. Hal ini membuat masyarakat terperangah sekaligus kagum. Terperangah karena ternyata produk anggaran pemerintah daerah DKI Jakarta selama ini begitu “wah”nya, sampai-sampai untuk pembuatan pidato saja membutuhkan biaya fantastis. Padahal jelas yang membuat pidato adalah PNS pemda DKI juga atau bisa jadi Gubernur atau Wakil Gubernur sendiri yang langsung membuatnya. Tidak masuk akal rasanya bila untuk membuat naskah pidato harus melibatkan tenaga konsultan yang dibayar sangat mahal.
Masyarakat juga kagum dengan keterkejutan Ahok, hal ini menunjukkan Ahok bukan orang yang terbiasa menghamburkan uang rakyat sehingga tidak sensitif dengan ketidakberesan anggaran yang tidak masuk diakal.

            Perbaikan Pengelolaan Rusun Marunda Di era sebelumnya, kerap diberitakan pengelolaan rusun di DKI Jakarta yang tidak beres seperti adanya permainan oleh pengelolanya, orang-orang kaya dan bermobil yang menempati rusun yang semestinya untuk masyarakat yang tidak mampu dan sebagainya. Namun hal ini hanya dijawab secara normatif tanpa ada tindak lanjut berarti dengan langsung mengecek akar permasalahannya. Ahok yang geram karena banyak mendapatkan laporan dari masyarakat, langsung bertindak dengan mengecek langsung ke rusun Marunda dan bertanya pada pengelolanya.

            Ahok menanyakan mengapa rusun tidak segera diperbaiki dan masih banyak yang belum ditempati. Pengelola rusun menyatakan rusun tidak ada yang mau menempati, airnya tidak mengalir karena akan dilas dan sebagainya. Mungkin bagi pejabat sebelumnya, jawaban-jawaban tersebut sudah cukup masuk akal untuk memaklumi ketidakberesan yang terjadi, namun tidak bagi Ahok yang sensitif dan bisa menganalisis jawaban dan informasi yang didapatkannya. Bagaimana mungkin di Jakarta yang sangat sulit mendapatkan tempat tinggal yang layak ada rusun kosong yang tidak diminati masyarakat? Bagaimana mungkin pipa saluran air yang bukan berbahan besi akan dilas?Ahok pun mengambil tindakan dengan mengganti pengelola rusun Marunda. Dan kini rusun Marunda telah dapat dinikmati masyarakat tidak mampu yang seharusnya, bahkan masyarakat diberikan kemudahan dan keringann serta disediakan juga berbagai fasilitas untuk membuat penghuni rusun dapat tinggal dengan nyaman dan tetap bisa beraktivitas mencari nafkah ditempat kerja yang relatif jauh dari rusun Marunda.

            Perbaikan Pelayanan Birokrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pelaksanaan Lelang jabatan Camat dan Lurah di DKI Jakarta adalah salah satu langkah untuk memperbaiki birokrasi pemerintah DKI Jakarta yang merupakan salah satu tugas utama Ahok. Lurah dan Camat yang tidak berkompeten, tidak memiliki visi dan misi untuk memajukan DKI Jakarta dan memberikan pelayanan terbaik akan tergusur.

            .Penggunaan Teknologi Komunikasi dan Informasi Ahok adalah satu-satunya Wakil Kepala Daerah yang mengunggah rekaman rapat yang dipimpinnya ke media sosial youtube. Hal ini sangat positif untuk transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta. Masyarakat dapat tahu apa saja yang hendak dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga bisa dipantau realisasi dan tindakan nyatanya. Para pejabat dan pegawai yang terlibat di rapat pun akan menjadi sadar bahwa kinerjanya sedang dipantau oleh masyarakat. Selain itu Ahok juga memanfaatkan website untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat, informasi yang disebarkan pun tidak hanya seperti website pemda lainnya, namun hingga informasi APBD dan Gaji bulanan Gubernur dan Wakil Gubernur pun dipublikasikan.

            Menertibkan Pedagang Kaki Lima di Pasar Tanah Abang Saat mendengar Pasar Tanah Abang, dipastikan langsung terlintas kesemrawutan. Masuk ke Pasar Tanah Abang seperti masuk ke ruangan yang sempit dan banyak ranjaunya. Rasanya sulit bernapas di Pasar Tanah Abang karena ruwet, kacau, sumpek dan tidak tertib. Mobil dan motor parkir sembarangan, pedagang kaki lima memenuhi badan jalan, copet-copet bergentayangan, membuat tanah abang sangat tidak nyaman. Hal ini terjadi bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Sepertinya mustahil untuk menertibkan Pasar Tanah Abang. Namun ternyata hal ini bisa terjadi. Rasanya tidak percaya saat menonton di televisi, pasar Tanah Abang sudah tidak semrawut seperti dulu. Entah kenapa selama ini, di jaman Gubernur dan Wakil Gubernur sebelum Jokowi-Ahok, kesemrawutan Pasar Tanah Abang seperti “dicuekin”. Penertiban yang dilakukan sebelumnya sepertinya hanya main-main dan basa-basi. Saat pagi ditertibkan sore sudah semrawut lagi. Kini saya bisa membayangkan leganya para pengunjung dan pedagang yang berinteraksi di Pasar Tanah Abang.

            Penertiban Pasar Tanah Abang ini sangat tidak mudah dilakukan. Berbagai pihak yang tidak ingin “kepentingannya” terganggu berusaha menggagalkan penertiban Pasar Tanah Abang dengan berbagai pembenaran seperti HAM, membela rakyat kecil, pedagang kaki lima dan sebagainya, padahal jelas-jelas bertentangan dengan peraturan daerah dan mengganggu ketertiban. Disinilah peran Ahok dengan ketegasan dan keberaniannya sangat menonjol. Ahok berani beradu argumen dengan seorang anggota DPRD DKI Jakarta yang dikenal sebagai Beking Tanah Abang. Bahkan sekelompok pendukung anggota DPRD tersebut melakukan demo yang kasar dan mengintimidasi. Dari nama kelompok yang diusung saja sudah sangat jelas bentuk intimidasinya,. Ahok dengan gagah berani menemui para pendemo tersebut dan menunjukkan ketegasannya dalam menegakkan peraturan pemerintah daerah demi ketertiban dan kenyamanan masyarakat Jakarta yang lebih banyak. Dukungan kepada Ahok pun mengalir deras dari berbagai kalangan hingga akhirnya Pasar Tanah Abang bisa ditertibkan hingga sekarang ini jauh lebih nyaman dibanding sebelumnya.

            Promosi Pulau-pulau di Wilayah Jakarta sebagai tempat wisata Gebrakan Ahok yang terbaru adalah dengan mempromosikan pulau-pulau yang ada di Jakarta yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata dan pertemuan masyarakat seperti mengadakan acara perkawinan. Ahok mempersilahkan pasangan artis melangsungkan pesta pernikahan di Pulau Kelor di Kawasan Kepulauan Seribu yang hanya ditempuh selama dua puluh menit dari Jakarta. Pernikahan artis ini menjadi promosi gratis bagi potensi wisata DKI Jakarta di Kepulauan Seribu karena diliput oleh berbagai media.

            Pulau-pulau di kawasan Kepulauan Seribu masih banyak yang tidak berpenghuni dan belum dimanfaatkan dengan baik padahal mempunyai potensi wisata dengan nilai ekonomi yang tinggi. Bila dikelola dengan baik, diberikan fasilitas yang lengkap dan memadai serta promosi yang tepat, maka Pulau –pulau yang ada di sekitar wilayah Jakarta akan menjadi objek wisata yang memberikan pendapatan bagi pemerintah DKI Jakarta, membuka peluang usaha yang menyerap tenaga kerja cukup banyak. Hal yang sama juga bisa dilakukan dengan pulau-pulau lainnya di kawasan Kepulauan Seribu. Hal ini menunjukkan Ahok adalah pemimpin yang sadar akan potensi yang ada dan berusaha memanfaatkannya untuk memajukan daerah yang dipimpinnya.

            Ahok menunjukkan bahwa dirinya adalah Birokrat yang berwawasan wirausaha, saat ini masih relatif langka pemimpin-pemimpin di daerah yang demikian sehingga kesulitan mengembangkan potensi yang ada di daerahnya .mungkin masih banyak gebrakan Ahok selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta meskipun baru saja dijalaninya. Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia, kota terbesar yang memiliki berbagai persoalan dan permasalahan yang sangat kompleks. Relatif sulit untuk membuat Jakarta menjadi lebih baik karena banyaknya tantangan dan rintangan yang menghadang.


             Namun demikian, dari usaha dan langkah nyata dari Pemimpin Jakarta yang baru termasuk Ahok sebagai Wakil Gubernur dan akan menjadi gubernur menggantikan Jokowi, yang mulai menunjukkan hasilnya dan dapat dinikmati langsung oleh masyarakat Jakarta, yang pada era sebelumnya hal-hal tersebut tampak tidak diperhatikan dan terkesan terbengkalai, masyarakat Jakarta sepertinya wajar jika memiliki harapan bahwa Jakarta benar-benar dapat dibenahi sebagaimana yang dijanjikan Jokowi-Ahok dalam kampanyenya yaitu menjadikan Jakarta sebagai kota yang modern, tertata rapi dan manusiawi. mari kita nantikan gebrakan-gebrakan Ahok selanjutnya dalam menjalankan tugasnya sebagai calon Gubernur pengganti Dki Jakarta mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar