Pages

Minggu, 27 April 2014

UKM SERTA PERANANANYA BAGI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

          Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah atau kurang. Sementara Usaha Menengah didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 (satu) miliar.

            Menurut Departemen Perindustrian (1993) UKM didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan). Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. Usaha kecil menggunakan kurang dari lima orang karyawan, sedangkan usaha skala menengah menyerap antara 5-19 tenaga kerja.

            UKM hadir sebagai salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk bangkit dari masa- masa krisis ekonomi. Selain itu, UKM tumbuh dengan berlandaskan ekonomi domestik, sementara itu pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia pun sebagian besar didorong oleh ekonomi domestik. Disinilah dapat dilihat betapa kuatnya pengaruh UKM di Indonesia, yang jumlahnya sekarang masih terus bertambah.

            UKM merupakan salah  satu ujung tombak yang penting bagi Indonesia untuk dapat menguasai pasar bebas di tahun mendatang. Dari data yang dihimpun BPS saat ini UKM Indonesia berjumlah 56,5 juta. Mari kita tengok sejenak bagaimana unggulnya UKM Indonesia di tahun 1998. UKM merupakan salah satu penyelamat kondisi perekonomian Indonesia karena mampu  menyerap banyak tenaga kerja yang saat itu pengangguran atau terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, UKM mampu bertahan di tengah guncangan krisis moneter yang melambungkan harga barang- barang kebutuhan rumah tangga masa itu. Jutaan UKM Indonesia bahkan kini mampu menyumbang hingga 56% Produk Domestik Bruto (PDB). UKM jelas memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

            Melalui pasar bebas, UKM justru tak perlu khawatir akan  tergerus oleh serbuan barang impor, karena dengan nilai- nilai lokal yang diusungnya menjadi senjata utama menghadapi barang asing. Nilai kelokalan inilah yang perlu diandalkan setiap UKM di Indonesia. Local is the new power. Kekuatan dalam ciri khas lokal setiap produk UKM ini yang akan membuatnya mampu  bertahan dengan keunikannya tersebut. Produk lokal, orang- orang lokal dan segmen pasar lokal. Ketiga hal ini saling terkait satu dengan lainnya. Dengan mengusung nilai kelokalan ini bukan  mustahil jika kelak segmen pasar lokal UKM akan menggaet perhatian pasar global. Bukanlah  tak mungkin jika keunikan ini membawa nama produk lokal UKM Indonesia bersaing dengan produk branded yang ada di pasar internasionaL.

- - -


                                                                                    Written by

                                                                                    ISTHIQOMAH NURHASANAH

Rabu, 16 April 2014

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : yang artinya adalah Perantara sedangkan orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru disebut wirausahawan. selain itu ada tiga jenis perilaku kewirausahaan diantaranya:
  1. Memulai inisiatif
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
  3. Diterimanya resiko dan kegagalan
           
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18 Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Menurut McClelland ada beberapa karakteristik wirausahawan antara lain:
1.      Keinginan untuk berprestasi
2.      Keinginan untuk bertanggung jawab
3.      Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4.      Persepsi kepada kemungkinan berhasil
5.      Rangsangan oleh umpan balik
6.      Aktivitas energik
7.      Orientasi ke masa depan
8.      Keterampilan dalam pengorganisasian
9.      Sikap terhadap uang
Seorang wirausahawan suskes dengan n Ach tinggi dapat terlihat dengan beberapa kriteria diantaranya:
         Kemampuan inovatif
          Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
          Keinginan untuk berprestasi
          Kemampuan perencanaan realistis
          Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
          Obyektivitas
          Tanggung jawab pribadi
          Kemampuan beradaptasi
          Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator


            Selain itu menurut Mc.Clelland Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi diantaranya adalah:
1. Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
         n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

2. kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
         Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

3. kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

            Ada beberapa sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru misalnya seperti; kebutuhan akan sumber penemuan, hobi atau kesenangan pribadi, mengamati kecenderungan-kecenderungan,m engamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada, kegunaan lain dari barang-barang biasa, pemanfaat produk dari perusahaan lain. Hal yang tak kalah pentingnya dalam memulai usaha diataranya seorang wirausahawan harus menganalisa pulang pokok (adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi) seperti; biaya tetap, biaya variable, biaya total, pendapatan total, keuntungan, kerugian, titik pulang pokok. unsur unsur diatas harus diperhatikan oleh seorang pelaku usaha.

            Kegiatan waralaba (Franchise adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (franchisor) kepada pihak lain (franchise).lisensi tersebut memberi hak kepada franchise untuk menggunakan merek dagang franchisor dan seluruh elemen yang diperlukan untuk menjalankan bisnisnya dengan dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya. jenis- jenis waralaba (franchise) diantaranya;
1. Franchise untuk mendistribusikan hasil produksi
2. Franchise yang menawarkan nama, citra, metode menjalankan usaha, dll
3. Franchise yang menawarkan jasa seperti agen pribadi, konsultasi pajak dan         real estate

      aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan pengertian dari pemasaran langsung. Dalam melakukan pemasaran secara langsung seorang pelaku usaha dapat menggunakan teknik-teknik artenatif berikut diantaranya:
  1. Periklanan terklasifikasi
  2. Periklanan display
  3. Kiriman pos langsung
  4. Katalog penjualan
  5. Pemasaran tanggapan langsung media

            Selain itu ada dua jenis bentuk kepemilikan perusahaan diantaranya; Pemilikan tunggal / perseorangan (firma) yaitu kepemilikan yang dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang selain itu pemilik tidak perlu membagi laba yang kedua kongsi harus ada perjanjian tertulis, dimiliki 2 orang atau lebih, umur perusahaan terbatas, pemilikan bersama atas harta, ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.

            Jika seorang pelaku usaha mengalami kepalitan yaitu dimana sebuah institusi bisnis tidak mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya. Ada tiga cara penyelesaian artenatif mengatasi masalah kepalitan diantaranya; likuidasi, reorganisasi, perpanjangan waktu pembayaran.


- - -

                                                                                    AUTHOR ;
                                                                                    ISTHIQOMAH NURHASANAH
                                                                                    2SA04
                                                                                    13612857