Pages

Senin, 10 Maret 2014

#M&AB

Me and ancient Books
(sebuah perjalanan mencari tumpukan buku kuno)





            Huah,,, sabtu yang lalu gue manusia petualang yang punya dua lubang hidung dan satu mulut setengah nganga,,  pergi mencari buku untuk keperluan kuliah gue dengan setengah hati, gue berencana untuk mencari disekitar daerah Jakarta bersama dengan temen satu kampus gue,,

            Pagi hari jam weker menunjukkan pukul 06:30 menit waktunya gue untuk bergegas beranjak dari tempat persemayaman gue, hahh sebenarnya ritual ini yang paling gue benci gue harus mandi pagi, ditambah lagi dengan cuaca yang mendung dan udara dingin menambah kemalasan gue untuk mandi, “mama, siapin tanah kalo gak ada debu lantai juga gapapa ma,” gue manggil mama yang sedang menyiapkan sarapan diruang tengah. “buat apa emangnya” sahut mama, “buat bersihin badan ma, hari ini aku males mandi” balas gue, “udah jangan ngaco mandi lah kamu liat iler disekujur tubuh kamu bikin aroma ruangan rumah jadi bau sampah” sahut mama, dengan setengah teriris-iris hati gue dibilang kaya gitu sama mama gue sendiri, akhirnya gue bergegas mandi, suhu air di kamar mandi yang lumayan dingin menyambut gue dengan setengah dendam, kalo air bisa ngomong mungkin air akan berkata “ haahaha, sekarang gue  siram badan loe dengan suhu gue yang bikin badan loe menggigil, rasakan pembalasan gue ‘dendam air pelet 1’” back to story,,

            After finish take a bath, gue menyiapkan barang bawaan untuk gue bawa selama diperjalanan, seperti paku, telur hitam, ayam cemani, boneka santet dan berbagai benda tajam lainnya,, ehhh tunggu sebenarnya gue ini mahasiswa apa dukun sih. Halah ngaco, back to story, setelah semuanya siap gue segera menghubungi wina, *nama samaran* untuk janjian, gue beranjak meninggalkan rumah, dengan menaiki kendaraan umum menuju tempat janjian. Singkat cerita, kami sampai di terminal BlokM yang terletak di selatan Jakarta.

            Sebenarnya gue gak asing sama tempat ini, beberapa tahun yang lalu gue pernah ketempat ini, mungkin jangka waktu yang lumayan lama menbuat gue lupa. Selain itu, beberapa perubahan akibat pembangunan membuat suasana sekitar BlokM berubah. sesampainya di districk BlokM terlihat beberapa store menawarkan diskon yang sangat menggiurkan, “shitt, coba gue gak ada keperluan untuk mencari buku, mungkin gue udah shopping berbagai jenis barang disini” gumam gue dalam hati, maklum, nafsu belanja adalah salah satu nafsu yang sulit tertahankan bagi kaum hawa khususnya gue.

            Eniwei, untuk mempersingkat waktu, kami segera menuju bookstore yang berada  di basement gedung BlokM square, suasana yang bisa gue gambarkan saat gue berada disana, tempatnya yang lumayan cozy buat nongkrong khususnya buat pecinta buku alias kutubukukers. fasilitas ruang berAC dan nyaman menjadi salah satu daya tarik pengunjung selain buku-buku yang ditawarkan lumayan murah dan beragam. Kami mendatangi seluruh stand bookstore dan mencari buku yang kami ingin beli, ditengah-tengah pencarian gue ngeliat seorang wisatawan *foreign tourist*  sedang melihat buku-buku disana, wisatawan tersebut nampak kebingungan untuk berkomuniasi dengan penjual buku di salah satu toko yang dia kunjungi, gue sebenarnya berniat membantu wisatawan tersebut, namun waktu yang tak memungkinkan ditambah lagi buku yang kami cari tidak ada, akhirnya kami memutuskan bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke daerah Jakarta pusat tepatnya di kwitang.

            Dengan sedikit kecewa gue bergegas melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus transjakarta, maklum, gue belum pernah naik tranjakarta sebelumnya ke arah BlokM dengan bingung gue mencari loket karcis untuk membeli karcis, kesana-kemari seluruh tempat kami berdua terlusuri, namun belum juga menemukan loket untuk membeli tiket transjakarta, hingga akhirnya gue meninggal,, ehh maksudnya meninggalkan tempat dan memutuskan untuk bertanya kesalah seorang penjual tissue yang sedang berteduh, “ bang, pasti tukang tisu ya?” gue “kok mba tau” tukang tissue, “ soalnya abang telah membalut luka hatiku dengan selembar tisu yang abang pegang,”gue. halah malah jadi ngerayu gini, maksudnya dialog yang bener begini “permisi pak mohon maaf, tempat pembelian loket transjakarta dimana ya”gue “mba turun aja dilorong yang ada dibagian depan, mba jalan lurus terus belok kiri, nah itu loketnya” tukang tisu. “baik, terimakasih ya pak tisu”gue. segera kami beranjak meninggalkan tempat dan menuju arah yang telah tukang tisu tadi tunjukkan.

            Eniwei, singkat cerita kami menaiki bus transjakarta, didalam bus kami dengan pedenya melenggok mencari tempat duduk dibagian depan, gue segera menyantap makanan yang kami beli disalah satu foodstore tadi, sambil diselingi dengan obrolan santai, gue melirik mata kearah supir dan sekitar namun, karena supirnya sudah tua gue putuskan untuk berhenti melirik supir tersebut. Ditengah santap siang dengan makanan ringan, kami ditegur oleh seorang petugas bus, “maaf makannya di delay dulu ya mba”petugas bus “halah shittt, gak tau apa gue tuh laper banget, kalo gue udah laper biasanya besi pegangan bus gue makan juga” gumam gue dalam hati sambil memuramkan wajah.

            Sesampainya ditempat tujuan dihalte pasar senen, kami segera bergegas menuju kwitang, namun karena kami tidak tau dimana kwitang, gue mencoba bertanya ke salah satu tukang ojek yang sedang mangkal, dia menunjukkan arah ke pasar buku kwitang, kesana-kemari berjalan kami tak kunjung menemukan pasar buku yang kami tuju, dengan sedikit gerakan erotis gue mencoba merengangkan otot kaki yang mulai pegal. Dan akhirnya kami mencoba bertanya sekali lagi dengan tukang bajai yang sedang sekarat, “bang tau toko buku kwitang gak” gue “akhh, neng lurrrru,,,,s  aja, perempatan lampu merah belok kiri ya ne…..”tukang bajai tiba-tiba koma diatas bajai.

            Singkat cerita, kami sampai ke beberapa stand bookstore yang berada dipinggir jalan, kami mulai mencari buku yang kami inginkan. hingga akhirnya kami memutuskan menyerah untuk mencari buku tersebut sambil mengayunkan langkah  dan bergumam “sialan dosen sialan, nyusahin mahasiswa, nyari buku yang susah dicari, kampr**t huff damn,, nyerah angkat tangan dikamera cctv” gue yang menampakkan muka setengah kesel dan jengkel, mencoba menenangkan emosi gue dengan makan siang disalah satu rumah makan yang berada tidak jauh dari pasar senen.

            Hingga akhirnya kami memutuskan menghentikan pencarian dan pulang kerumah menaiki transjakarta, kami membeli tiket dan menunggu atrean yang lumayan panjang, ditengah-tengah atrean gue mencium bau setengah asem, setelah gue telusuri bau tersebut bersumber dari ketek-ketek yang mulai teroksidasi dan menguap menyebarkan aroma yang bikin gue sekarat. kami pun sampai di terminal pulogadung dan melanjutkan perjalanan dengan menaiki angkutan umum 01 jurusan pulogadung –bekasi, ditengah-tengah perjalanan perut gue terasa mules, rasa mules semakin menjadi, dan sialnya gue mendapati jalanan yang macet parah.. dan rasa mules ini tidak dapat dikompromi lagi,

            “aduh,, mules,mules sumpahh, kenapa ini gue takut udah pembukaan duabelas, gue takut mengeluarkan semua ini diatas angkutan” gumam gue dalam hati dengan muka nahan kentut,, “tuhan kenapa,,kenapa timingnya gak tepat kenapa harus terjadi saat kondisi seperti ini,, kenapa,,kenapa”gue bertanya pada supir angkot yang bergoyang, setelah menahan pup yang lumayan lama akhirnya gue sampai didepan arah menuju ke rumah gue. gue berjalan terseok-seok dengan setengah ngangkang kaya orang pingin ngelahirin bayi babikupret, gue gak sanggup berjalan jauh dan gue putusin untuk naik ojek yang sedang mangkal disekitar wilayah tersebut.

            “BANGGGG,, ojek,, ojek ke dalem ya” gue “dalem mana neng cantik dalem hatinya eneng eaaa”tukang ojek “woiii kampr**t gue mules ni, jangan sampai gue keluarin disini, udah cepet anter gue entar gue tunjukin arahnya” “sipp eneng cantik ayo naiklah abang anter dengan selamat sampai tujuan” tukang ojek. Dan akhirnya gue sampai kerumah segera gue selesaikan urusan gue dengan pup ini di toilet rumah gue,, legaaaa,, plongg, ehh mampus gue baru inget ternyata gue lupa bayar ojek, segera gue memanggil mama untuk membayar ongkos ojeknya.



*END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar