KOALISI RAMPING ALA
“JOKOWI”
Pemilihan presiden dan wakil presiden
telah usai, kedua rival yakni kubu Joko Widodo dari partai PDIP dan Prabowo
Subianto dari partai Gerindra telah selesai bersaing untuk memperebutkan suara
dari rakyat Indonesia .
pemenang pun sudah diumumkan oleh lembaga KPU
bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan moh. Jusuf
Kalla menggunguli pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto
dan Hatta Rajasa.
Geliat pembentukan koalisi sudah
mulai terlihat beberapa kalangan elit politik sudah menentukan siapa yang akan
dipinang menjadi kawan untuk bekerja sama dalam pemerintahan, tak terkecuali pemenang
pemilu, PDIP memberikan sinyal untuk bekerja sama dengan partai-partai yang
ingin bergabung ke koalisi Indonesia
hebat. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan bakal calon presiden Joko Widodo ke
kantor nasdem ini kunjungan politik pertama Jokowi setelah ditetapkan sebagai
pemenang pemilu oleh KPU.
Joko Widodo disambut oleh ketua
partai nasdem Surya Paloh, kunjungan ini sekaligus siratuhrahmi politik untuk
kepentingan yang lebih besar. Setelah nasdem bersedia bergabung dengan koalisi Indonesia
hebat, beberapa partai politik ikut merapat untuk bekerjasama dengan PDIP,
diantaranya partai PKB,HANURA dan PPKI. Keempat partai tersebut menyatakan
kesediaannya untuk bergabung dengan PDIP dan mendukung pemerintahan JOKOWI-JK.
Aburizal Bakrie, ketua umum partai
golkar melakukan pendekatan-pendekatan politik untuk bergabung dengan koalisi Indonesia
hebat, namun, pemikiran dan ideologi partai berlambang beringin ini tak sejalan
dengan platform partai usungan koalisi Indonesia hebat, partai golkar
memberikan syarat jika partainya bergabung dengan koalisi Indonesia hebat
partainya meminta jatah kursi jabatan paling tidak menteri ujar Fadel Muhammad
(kaketum golkar).
Jokowi melancarkan
pendekata-pendekatan ke partai-partai lain yang belum bergabung dengan koalisi
manapun, salah satunya adalah dengan partai DEMOKRAT partai pengusung SBY ini menyatakan sikap
politiknya untuk netral (tidak berpihak dengan siapapun). Beberapa kader PDIP
sudah mencoba mendekati SBY namun, DEMOKRAT dan SBY tetap pada pendiriannya
untuk tetap netral. Sehingga partai yang tergabung dengan koalisi Indonesian hebat
hanya 4 untuk sejauh ini dan sisanya bergabung dengan koalisi merah putih,
kecuali DEMOKRAT yang masih bimbang dengan keyakinannya.
Koalisi ramping ala JOKOWI ternyata
menimbulkan berbagai macam masalah, diantaranya; terganjalnya koalisi Indonesia hebat
dalam memperebutkan kursi DPR/MPR sebagaimana yang diketahui, jika koalisi
merah putih memenangkan voting untuk memilih anggota DPR/MPR. Selain itu
koalisi Indonesia
hebat juga kalah voting dalam menentukan UU MD3 yang menentukan memilih calon
kepala daerah melalui mekanisme pemilihan DPR.
Kegamangan kondisi politik Indonesia menyebabkan
tingkat indeks mata uang rupiah terhadap dollar melemah. JOKOWI berusaha
menghubungi beberapa elit partai yang tergabung dengan koalisi merah putih
untuk mengajak bekerjasama dalam membangun bangsa, diantaranya JOKOWI
berkunjung ke rumah elit partai golkar Aburizal Bakrie yang menjabat sebagai
ketua umum partai golkar. disana JOKOWI berdiskusi beberapa persoalan yang
menyangkut kenegaraan.
Kemudian JOKOWI bertemu dengan
Prabowo Subianto ketua umum partai GERINDRA dirumah orangtua Prabowo. Untuk pertama
kalinya kedua rival ini bertemu setelah pilpres selesai berlangsung, sambutan
hangat Prabowo pada Jokowi dinilai sebagai sinyal positif hubungan keduannya
sudah membaik, setelah pertemuan itu indeks harga rupiah terhadap dollar
menguat, hal ini mengindikasikan bahwa suhu politik yang akhir-akhir ini
memanas akhirnya menurun.
Akankah langkah JOKOWI dengan
koalisi rampingnya ini terganjal kembali setelah dia dilantik sebagai presiden?
Hal ini baru bisa terjawab jika pemerintahan JOKOWI-JK sudah berjalan pada 20
oktober nanti. Hal yang paling terpenting yang perlu dilakukan oleh Jokowi
ialah berkoalisi dengan rakyat Indonesia, walaupun koalisi yang terbentuk untuk
mendukung pemerintahan Jokowi-Jk hanya sedikit/ramping, tetapi jika Jokowi-Jk
menyatakan bekerjasama untuk menggandeng koalisi rakyat, maka ganjalan-ganjalan
yang akan dialami oleh Jokowi akan tidak terlalu berat karena rakyat Indonesia
mendukung pemerintahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar