Bau belerang yang berasal dari Kawah Putih Ciwidey sudah tercium begitu ontang – anting yang saya tumpangi sampai di dekat kawah. Ini akan menjadi pengalaman pertama saya berada begitu dekat dengan kawah gunung. Apalagi kawah ini cukup spesial, yaitu sisa dari letusan Gunung Patuha Beberapa abad lalu.
Kawah Putih Ciwidey yang berada di ketinggian 2430 Mdpl ini, mulaui dibuka untuk publik pada tahun 1987. Dulu sebelum kawah ini ditemukan oleh seorang ahli botani dari Belanda, Masyarakat setempat sempat menganggap kawasan Kawah Putih Ciwidey ini sebagai daerah yang angker, dan tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon setiap burung yang terbang melintas diatas Kawah Putih Ciwidey akan langsung mati begitu saja.
Bau belerang yang begitu pekat-lah yang membuat Kawah Putih Ciwidey terkesan begitu angker. Bahkan ketika kesana, saya tidak melihat satupun burung atau binatang yang berada di dekat kawah. Untuk manusia sekalipun, tidak direkomendasikan untuk berlama lama di tempat ini, dan lebih baik menggunakan masker untuk mengurangi udara berbau belerang yang terhirup. Jika tidak membawa masker sendiri, di parkiran banyak penjual masker yang menjual maskernya dengan harga Rp. 5000 sebuahnya. Sedikit lebih mahal, tapi buat yang kepepet karena tidak bawa, apa boleh buat! Hahaa!
Pun begitu, Kawah Putih Ciwidey ini terlihat selalu ramai, beberapa bus besar terparkir dengan rapi diparkiran, tentunya bus tadi pasti membawa puluhan penumpang kan? Saya sendiri datang ke Kawah Putih Ciwidey dengan menggunakan mobil pinjeman, selain karena hanya berdua, dengan naik mobil, saya bisa sering berhenti untuk menikmati pemandangan cakep di sepanjang perjalanan menuju tempat ini.
Rencana awal ingin menggunakan sepeda motor hingga menuju dekat kawah, ternyata saya baru tahu kalau sekarang sepeda motor tidak boleh mendekat ke Kawah Putih Ciwidey. Sepeda motor harus parkir di parkiran bawah, dan melanjutkan perjalanan sampai ke Kawah dengan menggunakan transportasi yang disebut ontang – anting. Nah! yang namanya ontang – anting ini sebenarnya lebih mirip angkot yang telah dimodifikasi agar bisa menjejalkan 11 penumpang termasuk sang sopir ke dalamnya. Dengan tarif Rp. 10.000 ontang – anting akan mengantarkan para penumpang yang berjejalan sampai ke dekat Kawah Putih Ciwidey.
Sebenarnya saya sedikit kecewa karena sepeda motor tidak bisa mendekat ke Kawah, karena sepanjang perjalanan terlihat begitu adem dan pas buat ber-romantis ria ataupun berfoto – foto. Berlokasi pada ketinggian lebih dari 2400 Mdpl memang membuat suhu udara kawasan kawah putih selalu berada di kisaran 10 derajat celcius. Di pikiran saya, naik sepeda motor hingga ke dekat kawah pada kondisi suhu udara seperti itu akan terasa lebih menyenangkan, atau jika ada yang menyewakan sepeda gunung untuk menuju kawasan kawah, saya pasti mau menyewa. Sekalian berolah raga gitu. Yah, tapi mau gimana lagi, karena memang dipaksa untuk naik ontang – anting , untungnya pembayaran tiket ontang – anting jadi satu di loket pembelian tiket masuk, jadi tidak perlu ribet lagi
Memasuki area kawah, hutan kecil pohon Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium ) banyak terlihat bertebaran. Pohon ini tersebar disekeliling kawah, seakan menjadi aksesoris tambahan yang mempercantik kawasan Kawah Putih Ciwidey. Katanya, dulu di tempat ini juga, pernah digunakan untuk pengambilan gambar film yang berjudul Heart.
Saking penasarannya sama hutan kecil tadi, si pacar mengajak saya untuk sedikit trekking ringan menuju hutan. Dan… sedikit seram ternyata, karena memang jarang yang nekat trekking ke area hutan. Sebagian besar pengunjung area ini lebih asik berfoto – foto di area kawah. Untuk catatan saja jika ingin sedikittrekking menuju kehutan, pastikan menggunakan alas kaki yang berdaya cengkram kuat. Soalnya jalannya cenderung licin, apalagi musim hujan.
Tidak hanya sekedar foto untuk dokumentasi pribadi saja, warna kawah yang unik, yaitu hijau keputih -putihan, membuat tempat ini cakep sekali untuk di gunakan sebagai tempat foto pre-wedding. Bayangkan uniknya hasil foto pre-wedding di kawah yang masih aktif dengan latar belakang asap kawah yang mengepul. Terdengar menarik bukan? Tentu saja, tapi tidak gratis lho. Jika ingin foto pre-wedding di Kawah Putih Ciwidey, akan ditarik retribusi sebesar Rp. 350.000. Tidak terlalu mahal untuk momen besar sekali seumur hidup.
Nah? tertarik untuk mengeksplore romanticly dangerous si Kawah Putih Ciwidey ini? hanya berjarak 50 Km dan dengan waktu tempuh satu sampai dua jam dari Bandung lho.
enak ya jalan2 kesana. cuman saya belum perna kesana, ya tunggu ada duit baru dech kesana. terima kasih gan atas postingannya, salam kenal ya.
BalasHapusLumayan juga tarif parkir di kawah putih ... tp objek wisata ini keren banget
BalasHapusThanks for info, jangan lupa kunjungi website resmi kami https://bit.ly/2IOkTuc
BalasHapus