Mengunjungi Senggigi di Pulau Lombok mungkin perlu dijadikan agenda wisata tersendiri
bagi wisatawan yang menyukai keindahan dan kesejukan alam. Bayangkan saja, saat
memasuki kawasan pantai, wisatawan dengan segera akan tersapu-lembut oleh
semilir angin yang berhembus di sepanjang gugusan pantai di Lombok Barat,
Propinsi Nusa Tenggara Barat ini. Suasana segar, nyaman, dan indah seolah
menyapa wisatawan di awal kunjungannya. Saat telah berada di pinggir pantai,
mata para wisatawan akan disuguhi oleh eksotisme pantai berlatar pesona ombak
yang saling berkejaran, pasir putih yang menghampar, dan ribuan binatang kecil
yang menyebar di hamparan pasirnya, serta lanskap Gunung Agung di pulau
seberangnya (Pulau Bali).
Senggigi
memang menawarkan pesona pantai yang khas. Suasana alami yang belum banyak
dijejali oleh turis asing, seolah menjadi penanda beda pantai ini dengan
pantai-pantai di Bali . Ini tentu memberi
nuansa tersendiri bagi para pengunjung. Tak aneh, pantai ini kini dijadikan
tujuan alternatif baru para wisatawan yang merindukan suasana kesenyapan alami
yang menentramkan.
Bagi
wisatawan yang berkunjung ke Pantai Senggigi, sempatkanlah mengamati Pura Batu
Bolong. Saat berjalan menyusuri pinggir Pantai Senggigi, kurang lebih sekitar
setengah jam, wisatawan akan menemukan sebuah pura yang dibangun di atas karang
yang terletak di pinggir pantai. Pura inilah yang oleh masyarakat sekitar
diberi nama Pura Batu Bolong. Menurut legenda setempat, dahulu kala di pura ini
sering diadakan pengorbanan seorang perawan, sebagai sajian makanan untuk Ikan
Hiu yang tinggal di pantai. Legenda lain mengatakan, pura ini juga merupakan
tempat para wanita menerjunkan dirinya ke laut karena patah hati.
Hal
lain yang menarik untuk dilakukan adalah menyusuri Senggigi pada malam hari,
khususnya saat purnama tiba. Pengunjung akan menemui banyak orang/warga sekitar
yang memanfaatkan hangatnya pasir Senggigi untuk terapi kesehatan. Mereka
mengubur sebagian atau seluruh tubuh sampai leher selama 2—3 jam, sembari
mendengarkan deburan ombak yang memecah kesunyian. Terapi ini diyakini
masyarakat sekitar dapat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti pegel linu
hingga kelumpuhan. Jika tertarik dengan aktivitas ini, wisatawan dapat ikut
bergabung dan mencobanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar