Me and ancient Books
(sebuah perjalanan mencari tumpukan buku kuno)
Huah,,,
sabtu yang lalu gue manusia petualang yang punya dua lubang hidung dan satu
mulut setengah nganga,, pergi mencari
buku untuk keperluan kuliah gue dengan setengah hati, gue berencana untuk
mencari disekitar daerah Jakarta
bersama dengan temen satu kampus gue,,
Pagi
hari jam weker menunjukkan pukul 06:30 menit waktunya gue untuk bergegas
beranjak dari tempat persemayaman gue, hahh sebenarnya ritual ini yang paling
gue benci gue harus mandi pagi, ditambah lagi dengan cuaca yang mendung dan
udara dingin menambah kemalasan gue untuk mandi, “mama, siapin tanah kalo gak
ada debu lantai juga gapapa ma,” gue manggil mama yang sedang menyiapkan
sarapan diruang tengah. “buat apa emangnya” sahut mama, “buat bersihin badan
ma, hari ini aku males mandi” balas gue, “udah jangan ngaco mandi lah kamu liat
iler disekujur tubuh kamu bikin aroma ruangan rumah jadi bau sampah” sahut mama,
dengan setengah teriris-iris hati gue dibilang kaya gitu sama mama gue sendiri,
akhirnya gue bergegas mandi, suhu air di kamar mandi yang lumayan dingin
menyambut gue dengan setengah dendam, kalo air bisa ngomong mungkin air akan
berkata “ haahaha, sekarang gue siram
badan loe dengan suhu gue yang bikin badan loe menggigil, rasakan pembalasan
gue ‘dendam air pelet 1’” back to story,,
After
finish take a bath, gue menyiapkan barang bawaan untuk gue bawa selama
diperjalanan, seperti paku, telur hitam, ayam cemani, boneka santet dan
berbagai benda tajam lainnya,, ehhh tunggu sebenarnya gue ini mahasiswa apa
dukun sih. Halah ngaco, back to story, setelah semuanya siap gue segera
menghubungi wina, *nama samaran* untuk janjian, gue beranjak meninggalkan
rumah, dengan menaiki kendaraan umum menuju tempat janjian. Singkat cerita,
kami sampai di terminal BlokM yang terletak di selatan Jakarta .
Sebenarnya
gue gak asing sama tempat ini, beberapa tahun yang lalu gue pernah ketempat
ini, mungkin jangka waktu yang lumayan lama menbuat gue lupa. Selain itu,
beberapa perubahan akibat pembangunan membuat suasana sekitar BlokM berubah. sesampainya
di districk BlokM terlihat beberapa store menawarkan diskon yang sangat
menggiurkan, “shitt, coba gue gak ada keperluan untuk mencari buku, mungkin gue
udah shopping berbagai jenis barang disini” gumam gue dalam hati, maklum, nafsu
belanja adalah salah satu nafsu yang sulit tertahankan bagi kaum hawa khususnya
gue.
Eniwei,
untuk mempersingkat waktu, kami segera menuju bookstore yang berada di basement gedung BlokM square, suasana yang
bisa gue gambarkan saat gue berada disana, tempatnya yang lumayan cozy buat
nongkrong khususnya buat pecinta buku alias kutubukukers. fasilitas ruang berAC
dan nyaman menjadi salah satu daya tarik pengunjung selain buku-buku yang
ditawarkan lumayan murah dan beragam. Kami mendatangi seluruh stand bookstore
dan mencari buku yang kami ingin beli, ditengah-tengah pencarian gue ngeliat
seorang wisatawan *foreign tourist* sedang
melihat buku-buku disana, wisatawan tersebut nampak kebingungan untuk berkomuniasi
dengan penjual buku di salah satu toko yang dia kunjungi, gue sebenarnya
berniat membantu wisatawan tersebut, namun waktu yang tak memungkinkan ditambah
lagi buku yang kami cari tidak ada, akhirnya kami memutuskan bergegas untuk
melanjutkan perjalanan ke daerah Jakarta pusat tepatnya di kwitang.
Dengan
sedikit kecewa gue bergegas melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus transjakarta,
maklum, gue belum pernah naik tranjakarta sebelumnya ke arah BlokM dengan
bingung gue mencari loket karcis untuk membeli karcis, kesana-kemari seluruh
tempat kami berdua terlusuri, namun belum juga menemukan loket untuk membeli
tiket transjakarta, hingga akhirnya gue meninggal,, ehh maksudnya meninggalkan
tempat dan memutuskan untuk bertanya kesalah seorang penjual tissue yang sedang
berteduh, “ bang, pasti tukang tisu ya?” gue “kok mba tau” tukang tissue, “
soalnya abang telah membalut luka hatiku dengan selembar tisu yang abang
pegang,”gue. halah malah jadi ngerayu gini, maksudnya dialog yang bener begini
“permisi pak mohon maaf, tempat pembelian loket transjakarta dimana ya”gue “mba
turun aja dilorong yang ada dibagian depan, mba jalan lurus terus belok kiri,
nah itu loketnya” tukang tisu. “baik, terimakasih ya pak tisu”gue. segera kami
beranjak meninggalkan tempat dan menuju arah yang telah tukang tisu tadi
tunjukkan.
Eniwei,
singkat cerita kami menaiki bus transjakarta, didalam bus kami dengan pedenya
melenggok mencari tempat duduk dibagian depan, gue segera menyantap makanan
yang kami beli disalah satu foodstore tadi, sambil diselingi dengan obrolan
santai, gue melirik mata kearah supir dan sekitar namun, karena supirnya sudah
tua gue putuskan untuk berhenti melirik supir tersebut. Ditengah santap siang
dengan makanan ringan, kami ditegur oleh seorang petugas bus, “maaf makannya di
delay dulu ya mba”petugas bus “halah shittt, gak tau apa gue tuh laper banget,
kalo gue udah laper biasanya besi pegangan bus gue makan juga” gumam gue dalam
hati sambil memuramkan wajah.
Sesampainya
ditempat tujuan dihalte pasar senen, kami segera bergegas menuju kwitang, namun
karena kami tidak tau dimana kwitang, gue mencoba bertanya ke salah satu tukang
ojek yang sedang mangkal, dia menunjukkan arah ke pasar buku kwitang,
kesana-kemari berjalan kami tak kunjung menemukan pasar buku yang kami tuju,
dengan sedikit gerakan erotis gue mencoba merengangkan otot kaki yang mulai
pegal. Dan akhirnya kami mencoba bertanya sekali lagi dengan tukang bajai yang
sedang sekarat, “bang tau toko buku kwitang gak” gue “akhh, neng lurrrru,,,,s aja, perempatan lampu merah belok kiri ya
ne…..”tukang bajai tiba-tiba koma diatas bajai.
Singkat
cerita, kami sampai ke beberapa stand bookstore yang berada dipinggir jalan,
kami mulai mencari buku yang kami inginkan. hingga akhirnya kami memutuskan
menyerah untuk mencari buku tersebut sambil mengayunkan langkah dan bergumam “sialan dosen sialan, nyusahin
mahasiswa, nyari buku yang susah dicari, kampr**t huff damn,, nyerah angkat
tangan dikamera cctv” gue yang menampakkan muka setengah kesel dan jengkel,
mencoba menenangkan emosi gue dengan makan siang disalah satu rumah makan yang
berada tidak jauh dari pasar senen.
Hingga
akhirnya kami memutuskan menghentikan pencarian dan pulang kerumah menaiki
transjakarta, kami membeli tiket dan menunggu atrean yang lumayan panjang,
ditengah-tengah atrean gue mencium bau setengah asem, setelah gue telusuri bau
tersebut bersumber dari ketek-ketek yang mulai teroksidasi dan menguap
menyebarkan aroma yang bikin gue sekarat. kami pun sampai di terminal
pulogadung dan melanjutkan perjalanan dengan menaiki angkutan umum 01 jurusan
pulogadung –bekasi, ditengah-tengah perjalanan perut gue terasa mules, rasa
mules semakin menjadi, dan sialnya gue mendapati jalanan yang macet parah.. dan
rasa mules ini tidak dapat dikompromi lagi,
“aduh,,
mules,mules sumpahh, kenapa ini gue takut udah pembukaan duabelas, gue takut
mengeluarkan semua ini diatas angkutan” gumam gue dalam hati dengan muka nahan
kentut,, “tuhan kenapa,,kenapa timingnya gak tepat kenapa harus terjadi saat
kondisi seperti ini,, kenapa,,kenapa”gue bertanya pada supir angkot yang
bergoyang, setelah menahan pup yang lumayan lama akhirnya gue sampai didepan
arah menuju ke rumah gue. gue berjalan terseok-seok dengan setengah ngangkang
kaya orang pingin ngelahirin bayi babikupret, gue gak sanggup berjalan jauh dan
gue putusin untuk naik ojek yang sedang mangkal disekitar wilayah tersebut.
“BANGGGG,,
ojek,, ojek ke dalem ya” gue “dalem mana neng cantik dalem hatinya eneng
eaaa”tukang ojek “woiii kampr**t gue mules ni, jangan sampai gue keluarin
disini, udah cepet anter gue entar gue tunjukin arahnya” “sipp eneng cantik ayo
naiklah abang anter dengan selamat sampai tujuan” tukang ojek. Dan akhirnya gue
sampai kerumah segera gue selesaikan urusan gue dengan pup ini di toilet rumah
gue,, legaaaa,, plongg, ehh mampus gue baru inget ternyata gue lupa bayar ojek,
segera gue memanggil mama untuk membayar ongkos ojeknya.
*END*